Gelombang Protes dengan Slogan No Kings Mengguncang AS di Tengah Parade Militer Trump

Washington D.C – Ketika tank-tank dan tentara berbaris di jalanan Washington pada Sabtu lalu, jutaan warga Amerika di seluruh INITOGEL negeri turun ke jalan untuk menyuarakan penolakan mereka terhadap kebijakan dan gaya pemerintahan Donald Trump.

Aksi demonstrasi besar-besaran yang diberi nama “No Kings” ini digelar serentak di sekitar 2.100 lokasi, mulai dari kota-kota besar hingga pelosok kecil Amerika, dan diorganisir oleh koalisi lebih dari 100 kelompok dengan komitmen penuh terhadap aksi damai.

Minat publik terhadap aksi ini kian memuncak setelah Presiden Trump mengerahkan Garda Nasional dan Marinir AS ke Los Angeles untuk menindak para demonstran yang memprotes kebijakan deportasi yang semakin agresif.

Langkah Trump tersebut memicu kekhawatiran publik karena menunjukkan unjuk kekuatan militer yang belum pernah terjadi sejak era pergerakan hak-hak sipil.

Menurut penyelenggara No Kings, jutaan orang berpartisipasi dalam aksi hari itu. Di New York, lebih dari 200.000 orang turun ke jalan, sementara di Philadelphia jumlahnya mencapai lebih dari 100.000.

Bahkan di kota kecil seperti Pentwater, Michigan — yang hanya berpenduduk 800 orang — tercatat sekitar 400 orang ikut bergabung dalam aksi protes, jumlah yang sangat besar dibandingkan dengan populasi setempat.

Meskipun sebagian besar aksi berjalan damai, beberapa insiden tetap terjadi. Di Los Angeles dan Portland, polisi menetapkan beberapa demonstrasi sebagai pertemuan ilegal dan membubarkannya menggunakan gas air mata.

Aksi hari itu juga diwarnai tragedi kekerasan politik. Dua anggota parlemen Demokrat di Minnesota menjadi korban penembakan pada dini hari; salah satu dari mereka tewas bersama suaminya. Pihak berwenang meyakini serangan tersebut bermotif politik.

Imbauan untuk Warga AS

Donald Trump tampil di acara CPAC 2021.

Donald Trump tampil di acara CPAC 2021. Dok: AP Photo/John Raoux

Polisi dan Gubernur Minnesota pun mengimbau masyarakat agar berhati-hati dan mempertimbangkan kembali keikutsertaan mereka dalam aksi protes.

Meski demikian, ribuan orang tetap memadati aksi utama di ibu kota negara bagian Minnesota untuk menunjukkan bahwa kekerasan politik tidak akan membungkam suara mereka.

Di tengah kerumunan, Perry McGowan membawa sebuah poster bertuliskan nama dua anggota parlemen korban penembakan, Melissa Hortman dan John Hoffman, disertai gambar hati merah.

“Kita semua terpengaruh, bukan hanya oleh kekerasan politik, tapi oleh kekerasan secara keseluruhan dalam kehidupan kita,” katanya.

“Terlalu banyak kekerasan senjata, terlalu banyak kebencian di media, terlalu banyak ketidakpedulian terhadap sesama. Sudah saatnya kita melawan itu semua dan memperjuangkan kesopanan demi kebaikan bersama.”

Adanya Ancaman

Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Dok. AFP)

Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Dok. AFP)

Di beberapa negara bagian konservatif, ancaman terhadap aksi protes ini bahkan muncul sebelum hari pelaksanaan. Pejabat di Texas, misalnya, melaporkan telah mengidentifikasi ancaman kredibel terhadap para anggota parlemen yang berencana mengikuti demonstrasi. Di Philadelphia, ribuan orang memulai aksi dari Love Park pada siang hari sambil membawa payung dan poster.

Victor, seorang koki berusia 56 tahun asal Argentina, mengangkat poster bergambar Donald Trump yang digambarkan sebagai babi dengan tulisan “Oink” di atasnya.

“Semua orang berhak bekerja keras dan mencari kehidupan yang lebih baik, terutama bagi mereka yang melarikan diri dari negara asal karena penindasan politik atau kemiskinan,” ujarnya. “Negeri ini seharusnya menjadi tanah harapan, tanah yang dibangun oleh para imigran.”

Sementara di Washington D.C., hanya sekitar 200 kilometer dari lokasi aksi Philadelphia, parade militer tetap berlangsung. “Ini hanya pameran kekuasaan yang sama sekali tidak perlu,” tambah Victor, kecewa.

Beberapa gubernur Partai Republik turut memperketat pengamanan. Gubernur Texas, Greg Abbott, mengerahkan Garda Nasional negara bagian untuk mengamankan aksi protes.

Sementara itu, Gubernur Florida Ron DeSantis bahkan menyatakan bahwa pengemudi yang dikelilingi demonstran berhak membela diri, termasuk dengan menabrak kerumunan jika merasa terancam. “Anda tidak harus diam saja, pasrah ditarik keluar dari kendaraan dan diseret ke jalanan,” tegasnya.

Sumber : Beritaseputarindo.id