AS Ogah Kirim Senjata ke Ukraina Karena Stoknya Sendiri Menipis

Washington, DC – Amerika Serikat (AS) menghentikan pengiriman senjata tertentu ke Ukraina di tengah kekhawatiran bahwa INITOGEL persediaan senjatanya sendiri telah menyusut terlalu banyak. Demikian diungkapkan para pejabat pada Selasa (1/7/2025).

Ini menjadi kemunduran bagi Ukraina yang sedang berusaha menghadapi serangan Rusia yang semakin meningkat.

Pemerintahan Joe Biden sebelumnya telah menjanjikan sejumlah amunisi kepada Ukraina untuk mendukung pertahanannya dalam perang yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun. Keputusan penghentian pengiriman diambil setelah pejabat Kementerian Pertahanan AS meninjau stok senjata yang tersedia dan menyampaikan kekhawatiran atas jumlah persediaan yang semakin menipis.

“Keputusan ini diambil untuk mengutamakan kepentingan AS setelah dilakukan tinjauan atas dukungan dan bantuan militer negara kita terhadap negara lain di seluruh dunia,” kata juru bicara Gedung Putih Anna Kelly seperti dilansir AP. “Kekuatan Angkatan Bersenjata AS tidak perlu diragukan — cukup tanyakan pada Iran.”

Pernyataan itu merujuk pada serangan rudal AS terhadap tiga nuklir di Iran

“Militer AS tidak pernah sekuat dan sesiap ini,” kata juru bicara Pentagon Sean Parnell, seraya menambahkan bahwa paket pemotongan pajak besar-besaran dan belanja pemerintah yang sedang dibahas di Kongres menjamin bahwa sistem persenjataan dan pertahanan AS dimodernisasi untuk menghadapi ancaman Abad ke-21 selama beberapa generasi ke depan.

Penghentian sebagian pengiriman senjata dari AS ini menjadi pukulan bagi Ukraina, terutama karena Rusia baru-baru ini melancarkan beberapa serangan udara terbesar sejak perang dimulai.

Penghentian pengiriman senjata dari pihak AS ini pertama kali dilaporkan oleh Politico.

Trump: Zelenskyy Minta Patriot

Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Kepresidenan Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (kanan) dan mantan Presiden AS Donald Trump tampak berbincang di sela menghadiri pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan, Sabtu (26/4/2025).

Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Kepresidenan Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (kanan) dan mantan Presiden AS Donald Trump tampak berbincang di sela menghadiri pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan, Sabtu (26/4/2025). (Dok. Kantor Pers Kepresidenan Ukraina via AP)

Hingga saat ini, AS telah memberikan lebih dari USD 66 miliar bantuan militer dan senjata kepada Ukraina sejak Rusia menginvasi negara tetangganya itu pada Februari 2022.

Selama perang berlangsung, AS secara rutin mendesak sekutu-sekutunya untuk menyediakan sistem pertahanan udara bagi Ukraina. Namun banyak negara yang enggan menyerahkan sistem teknologi tinggi tersebut, terutama negara-negara Eropa Timur yang juga merasa terancam oleh Rusia.

Wakil Menteri Pertahanan Urusan Kebijakan Elbridge Colby mengatakan bahwa para pejabat terus memberikan berbagai opsi yang solid kepada presiden untuk tetap melanjutkan bantuan militer kepada Ukraina, sejalan dengan tujuannya mengakhiri perang tragis ini.

“Pada saat yang sama, kementerian secara ketat menelaah dan menyesuaikan pendekatannya untuk mencapai tujuan tersebut, sekaligus menjaga kesiapan pasukan AS demi prioritas pertahanan pemerintahan ini,” ungkap Colby.

Donald Trump bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di sela-sela KTT NATO pekan lalu dan membuka kemungkinan untuk mengirim lebih banyak sistem rudal pertahanan udara Patriot buatan AS ke Ukraina.

“Mereka ingin mendapatkan rudal anti-rudal, yang mereka sebut Patriot,” kata Trump saat itu. “Kita akan melihat apakah kita bisa menyediakan beberapa. Kita juga membutuhkannya. Kita sedang menyuplai ke Israel dan sistem itu sangat efektif, 100 persen efektif. Sulit dipercaya betapa efektifnya. Mereka menginginkan itu lebih dari segalanya.”

Cara Pandang AS terhadap Perang di Ukraina Berubah?

Presiden Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy adu mulut di Ruang Oval, Gedung Putih pada Jumat (28/2/2025), saat membahas perang Ukraina-Rusia. (AP)

Presiden Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy adu mulut di Ruang Oval, Gedung Putih pada Jumat (28/2/2025), saat membahas perang Ukraina-Rusia. (AP)

Dalam kesaksiannya di hadapan anggota parlemen pada Juni lalu, Menteri Pertahanan Pete Hegseth menyatakan bahwa dirinya telah bergerak cepat untuk menghentikan berbagai program yang dianggap boros dan mengalihkan pendanaan ke prioritas-prioritas utama Presiden Trump.

Hegseth mengatakan bahwa upaya perdamaian yang dinegosiasikan antara Rusia dan Ukraina — yang selama beberapa bulan terakhir didorong oleh Trump — justru menunjukkan citra AS yang kuat. Dia juga menekankan bahwa anggaran pertahanan mencerminkan keputusan-keputusan sulit dan kenyataan bahwa Eropa harus lebih banyak berkontribusi terhadap pertahanan benua mereka sendiri. Trump, menurut Hegseth, pantas mendapatkan pujian atas hal itu.

Kepada para anggota parlemen, Hegseth menyampaikan bahwa sebagian dana keamanan AS untuk Ukraina masih dalam proses, meskipun dia tidak merinci jumlah maupun bentuknya. Namun, dia menegaskan bahwa bantuan — yang selama dua tahun terakhir sangat besar — akan dikurangi.

“Pemerintahan ini memiliki pandangan yang sangat berbeda mengenai konflik tersebut,” ujar Hegseth. “Kami percaya bahwa penyelesaian damai melalui negosiasi adalah yang terbaik bagi kedua belah pihak dan sekaligus sesuai dengan kepentingan nasional kita.”

Perubahan pendekatan ini terjadi setelah Hegseth absen dalam pertemuan Ukraine Defense Contact Group, kelompok internasional yang dibentuk AS tiga tahun lalu untuk mengoordinasikan bantuan militer ke Ukraina. Pendahulu Hegseth, Lloyd Austin, menciptakan kelompok ini setelah Rusia menyerang Ukraina dan ketidakhadiran Hegseth menandai pertama kalinya menteri pertahanan AS tidak hadir dalam pertemuan semacam itu.

Di bawah kepemimpinan Austin, AS memegang peran sebagai ketua kelompok itu dan baik Austin maupun Ketua Gabungan Kepala Staf rutin menghadiri pertemuan bulanan, baik secara langsung maupun melalui konferensi video.

Sebelum akhirnya benar-benar meninggalkan pertemuan tersebut, Hegseth sudah lebih dulu melepaskan peran kepemimpinan dalam Ukraine Defense Contact Group — menyerahkannya kepada Jerman dan Inggris.

Sumber : Beritaseputarindo.id