Jakarta – Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat menjadikan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai INITOGEL momentum meneguhkan semangat kedamaian dan kerukunan dalam kehidupan berbangsa di tengah keberagaman suku, budaya, dan agama.
“Maulid Nabi bukan sekadar peringatan kelahiran Rasulullah, tetapi juga saat kita merenungkan kembali teladan beliau. Nabi Muhammad SAW mengajarkan bagaimana hidup dalam damai, saling menghormati, dan menjaga kerukunan meski dalam perbedaan,” ujar Gubernur Jatim Khofifah di Surabaya, melansir Antara, Jumat (5/9/2025).
Dia mengingatkan, Rasulullah SAW berhasil menyatukan masyarakat Arab yang kala itu terpecah karena konflik kesukuan. Hal tersebut, kata Khofifah, menjadi contoh penting bagi Indonesia yang kaya akan keberagaman suku, budaya, dan agama.
Ia juga mengingatkan salah satu sabda Nabi, yang diriwayatkan Imam Bukhari, yakni ‘Seorang Muslim sejati adalah orang tidak menyakiti orang lain, baik melalui ucapan (lisan), maupun perbuatan (tangan) mereka, sehingga sesama Muslim merasa aman dari mereka’.
“Implementasi ajaran damai Nabi Muhammad SAW bisa dimulai dari hal kecil seperti menjaga ucapan, menghargai perbedaan, serta menahan diri dari tindakan yang menyakiti orang lain,” papar Khofifah.
Menurut dia, kerukunan juga berarti memperkokoh solidaritas sosial, kata dia, membantu sesama tanpa memandang latar belakang, serta menguatkan semangat persaudaraan sebangsa.
“Dalam konteks bangsa Indonesia, nilai-nilai Maulid Nabi SAW selaras dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Keragaman suku, agama, dan budaya harus dilihat sebagai anugerah, bukan pemicu pertentangan,” ucap Khofifah.
Relevan di Era Digital
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5219870/original/030732300_1747234550-6b3509c8-8c66-4f8b-a4e0-2410f0c14a90.jpeg)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. (Tim News).
Khofifah menyatakan, pesan tersebut sangat relevan pada era digital, ketika ujaran kebencian dan fitnah mudah menyebar melalui media sosial.
“Kalau pesan ini benar-benar kita terapkan, maka tidak ada lagi perpecahan yang dipicu oleh kata-kata yang menyakiti. Justru yang lahir adalah suasana penuh kedamaian dan kerukunan,” ucap dia.
Khofifah juga menegaskan, Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW adalah agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin). Ajaran itu, kata dia, tidak hanya mengatur hubungan antarmanusia, tetapi juga menjaga lingkungan dan menebar kebaikan bagi semua makhluk.
Khofifah berharap peringatan Maulid Nabi tahun ini memperkokoh tekad masyarakat Jatim menjaga kebersamaan dan merawat harmoni di tengah perbedaan.
“Kerukunan adalah kunci kemajuan. Mari kita jadikan Maulid Nabi sebagai sumber inspirasi untuk merawat Indonesia yang damai dan penuh persaudaraan,” tandas Khofifah.
Maulid Nabi 2025 Hitungannya Berapa Hijriah?
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5331516/original/058014900_1756439893-ChatGPT_Image_29_Agu_2025__10.52.20.jpg)
Spanduk Maulid Nabi 2025 (Foto: ChatGPT)
Sebelumnya, Berdasarkan kalender Hijriah yang diterbitkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag), Maulid Nabi 2025 akan diperingati pada tanggal 12 Rabiul Awal 1447 H.
Secara spesifik, tanggal tersebut bertepatan dengan hari Jumat, 5 September 2025. Penetapan ini sejalan dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri yang menjadikan tanggal tersebut sebagai hari libur nasional.
Momen Maulid Nabi Muhammad SAW 2025 ini juga akan menjadi kesempatan bagi umat Islam di Indonesia untuk menikmati long weekend karena jatuh pada hari Jumat.
Hal ini memungkinkan umat Muslim untuk melakukan berbagai kegiatan positif dalam rangka memperingati kelahiran Rasulullah SAW, seperti menghadiri pengajian, membaca shalawat, atau berintrospeksi diri.
Penting untuk dipahami bahwa meskipun penanggalan Hijriah memiliki perbedaan dengan Masehi, hari dan tanggal 12 Rabiul Awal adalah momen sakral.
Peringatan ini bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan wujud kecintaan dan penghormatan umat Islam kepada Rasulullah. Seperti yang disebutkan dalam QS. Ali Imran ayat 31, kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW sejatinya merupakan bentuk kecintaan kepada Allah SWT.
Sumber : Beritaseputarindo.id