Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengabarkan akan adanya peresmian ekosistem baterai INITOGEL kendaraan listrik (EV) terintegrasi di Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara, pada pekan ketiga Juni 2025.
“Bahwa Juni itu peresmian, groundbreaking ya, memulai pabrik dibangun. Untuk ekosistem yang terintegrasi di satu tempat, mungkin minggu ketiga Juni di Maluku Utara, Kabupaten Halmahera Timur,” ujar Bahlil saat ditemui di Jakarta International Convention Center, Jakarta, Selasa (3/6/2025).
Namun, Bahlil belum menginformasikan secara detail terkait proyek bersangkutan. “Sudahlah, nanti ada waktunya. Kalian lebih tahu dari Menteri kalian ini,” ungkapnya.
Belum lama ini, Bahlil sempat kasih bocoran terkait masuknya Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) ke proyek ekosistem baterai kendaraan listrik. Danantara disebut akan terlibat dalam proyek tersebut bersama dengan konsorsium perusahaan asal China, Contemporary Amperex Co Limited (CATL) hingga Huayou.
Dia menjelaskan, salah satu proyek dalam ekosistem ini melibatkan konsorsium yang dipegang CATL, di sektor hulu dengan 51 persen sahamnya digenggam PT Aneka Tambang Tbk (Antam). CATL menanamkan investasi hingga USD 6 miliar.
“Nah, untuk di (perusahaan patungan/joint venture) JV 2, JV 3, JV 4 yang meliputi nikel, prekursor, smelter, katoda, baterai sel, itu BUMN itu sahamnya itu kurang lebih sekitar 30 persen,” ucapnya pada Mei 2025 silam.
Berproduksi di Indonesia Maret 2026
Sebelumnya, Kementerian ESDM menargetkan CATL bisa segera berproduksi di Indonesia, paling telat Maret 2026. “Jadi mereka mengharapkan itu nanti paling lambat Maret 2026 mereka sudah berproduksi di Indonesia,” ujar Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung di kantornya, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Secara proyeksi, total CATL bakal investasi untuk mengembangkan produksi baterai sel berkapasitas 15 Gigawatt Hour (GWh). Namun, Pemerintah China baru memberi persetujuan separuhnya.
“Dari 15 GWh ini kan pertama yang sudah mendapatkan persetujuan kan 7,5 (GWh), tetapi mekanisme investasi yang mereka lakukan ini tidak saja yang berasal dari pendanaan,” terangnya.
Sisa Pendanaan dari IPO CATL
Adapun sisa investasi separuhnya lagi bakal didapat dari pencatatan perdana saham alia IPO CATL. “Tetapi mereka juga mendapatkan pendanaan dari IPO. Sehingga untuk kapasitas 15 GWh itu bisa dilakukan,” kata Yuliot.
Selain bersama IBC, CATL juga bakal turut melibatkan pihak offtaker yang dibawanya, yang merupakan perusahaan vendor kendaraan listrik. Perusahaan-perusahaan itu tidak hanya berasal dari China, tapi juga dari kawasan lain semisal Eropa dan Amerika.
“Mereka kan juga sudah menyampaikan NDA, tapi mereka sudah memiliki offtaker beberapa vendor kendaraan. Ada yang dari Eropa ada yang dari Amerika, tapi mereka itu belum bisa menyampaikan ini offtaker dari siapa,” tutur Yuliot.
Sumber : Beritaseputarindo.id